Penelitian mengenai Sembako (Sembilan Bahan Pokok atau 9 bahan pokok) sering kali melibatkan analisis ekonomi yang mendalam, terutama terkait fluktuasi harga daging sapi dan ayam di pasar tradisional. Salah satu metode statistik yang akurat untuk mengukur keseimbangan harga jangka panjang antar pasar adalah Uji Kointegrasi Johansen.
Berikut adalah rangkuman mengenai definisi sembako, faktor harga, dan penerapan metode Johansen dalam analisis pasar di Yogyakarta.
Apa Itu Sembako?
Berdasarkan Keputusan Menteri Industri dan Perdagangan No. 115/MPP/Kep/2/1998, sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat. Daftar kesembilan bahan tersebut meliputi:
- Beras, Sagu, dan Jagung.
- Gula Pasir.
- Sayur-sayuran dan Buah-buahan.
- Daging Sapi dan Ayam.
- Minyak Goreng dan Margarin.
- Susu.
- Telur.
- Minyak Tanah atau Gas Elpiji.
- Garam Beryodium dan Bernatrium.
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Sembako
Kebutuhan sembako berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi populasi, semakin tinggi permintaan. Selain itu, harga sembako dipengaruhi oleh:
- Kebijakan Pemerintah: Regulasi pusat dan daerah.
- Kualitas Komoditas: Mutu barang yang tersedia.
- Faktor Eksternal: Bencana alam dan momen hari raya (seperti Idul Fitri).
Studi Kasus: Pasar Induk Kota Yogyakarta
Dalam konteks ekonomi daerah, sering terjadi perbedaan harga antar pasar. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan harga Daging Sapi dan Ayam Kampung di tiga pasar induk Yogyakarta:
- Pasar Beringharjo.
- Pasar Kranggan.
- Pasar Demangan.
Komoditas daging dipilih karena harganya yang relatif tinggi dan fluktuatif, sehingga perubahan tren harga terlihat lebih jelas dibandingkan komoditas lain.
Mengenal Uji Kointegrasi Johansen
Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang (equilibrium relationship) antara harga di ketiga pasar tersebut, digunakan metode Uji Kointegrasi Johansen.
Konsep Dasar
Kointegrasi adalah kombinasi hubungan linear dari variabel-variabel yang tidak stasioner (data time series), namun bergerak bersama dalam jangka panjang. Konsep ini mencegah terjadinya regresi lancung (spurious regression), yaitu kondisi di mana variabel tampak berhubungan padahal tidak saling mempengaruhi.
Prosedur Metode Johansen
Uji Johansen (biasanya diolah menggunakan software EViews) bertujuan menentukan apakah variabel-variabel bergerak bersama dalam jangka panjang.
- Statistik Uji: Menggunakan Trace Statistic dan Maximum Eigenvalue.
- Cara Baca Hasil: Membandingkan nilai statistik hitung dengan nilai kritis. Jika Statistik Hitung > Nilai Kritis, maka terdapat kointegrasi (ada hubungan jangka panjang antar pasar).
Sumber : Universitas Negeri Yogyakarta