Perusahaan Memangkas Karyawan Gen Z di 2024
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi karyawan dari kalangan Generasi Z. Sejumlah perusahaan telah mengambil langkah drastis dengan memangkas pegawai dari generasi ini, yang mencakup mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010. Fenomena ini melahirkan berbagai spekulasi dan analisis mengenai penyebab di balik pemutusan hubungan kerja (PHK) yang banyak terjadi.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh sebuah platform pendidikan dan karier, ditemukan bahwa satu dari enam pemberi kerja enggan merekrut karyawan Gen Z. Alasan utama di balik keputusan ini adalah stereotip yang menyebut generasi ini sebagai manja dan mudah tersinggung. Dari hasil survei, sebanyak 60% perusahaan melaporkan telah memecat lulusan baru yang baru direkrut, dengan alasan utama kurangnya motivasi, profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang memadai.
Penasihat utama dalam dunia pendidikan, Huy Nguyen, menyatakan bahwa banyak lulusan baru mengalami kesulitan saat memasuki dunia kerja. Perbedaan antara lingkungan pendidikan yang terstruktur dan dunia kerja yang lebih dinamis sering kali membuat mereka tidak siap untuk menghadapi tantangan yang ada. Ia menekankan bahwa, meskipun mereka memiliki pengetahuan teoretis, pengalaman praktis dan kemampuan lunak seringkali kurang diperhatikan.
Selain itu, laporan juga menunjukkan bahwa pekerja Gen Z sering mengalami kesulitan dalam mengelola beban kerja, datang terlambat, dan kurangnya kesesuaian dalam cara berpakaian serta berkomunikasi. Fenomena ini semakin diperparah dengan ketergantungan mereka terhadap dukungan orang tua saat mencari pekerjaan, di mana 70% dari mereka melaporkan meminta bantuan orang tua dalam proses ini.
Untuk dapat bersaing dan mempertahankan posisi kerja, mereka yang baru memasuki dunia kerja harus menunjukkan inisiatif dan sikap positif. Kualitas seperti profesionalisme dan pengalaman praktis menjadi nilai tambah yang sangat dihargai oleh manajer perekrutan.
Akhirnya, beberapa alasan yang menjadikan Gen Z kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan antara lain kurangnya motivasi, profesionalisme, keterampilan komunikasi, dan pengalaman kerja yang relevan. Dalam menghadapi persaingan di pasar kerja, generasi ini perlu beradaptasi dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil.