Penyebab utama sinusitis adalah peradangan sinus akibat infeksi virus/bakteri, alergi, polip hidung, atau kelainan struktur hidung. Ini menyebabkan penyumbatan dan penumpukan lendir di sinus.
Sinusitis ditandai hidung tersumbat, nyeri wajah, sakit kepala, dan gangguan penciuman. Gejala lain: batuk malam hari, lendir menetes, bau mulut, sakit gigi, dan demam.
Sinusitis akut berlangsung 7-10 hari, disebabkan pilek/alergi. Sinusitis kronis >12 minggu, gejala lebih ringan, sering terkait alergi atau masalah struktur hidung. Keduanya berbeda durasi dan karakteristik.
Sinusitis kronis ditandai hidung tersumbat, nyeri wajah, dan gangguan penciuman selama lebih dari 12 minggu. Gejala lain: post nasal drip, bau mulut, batuk malam, dan kelelahan.
Tes alergi tidak selalu diperlukan untuk diagnosis sinusitis kronis. Dokter biasanya merekomendasikan tes ini jika mencurigai alergi sebagai pemicu sinusitis yang tidak membaik dengan pengobatan standar.
Diagnosis sinusitis kronis melibatkan pemeriksaan fisik, endoskopi hidung, pencitraan seperti CT scan, dan tes tambahan seperti kultur atau tes alergi jika diperlukan.
Tes alergi untuk sinusitis kronis dilakukan dengan tes cukit kulit. Dokter menusukkan ekstrak alergen ke kulit dan mengamati reaksi alergi yang muncul dalam 15-20 menit.
Pemeriksaan fisik sinusitis kronis meliputi inspeksi pembengkakan wajah, mukosa hidung merah, palpasi nyeri tekan di pipi/dahi, serta pemeriksaan tambahan seperti nyeri gigi dan perubahan gerakan mata.
GPT-5 dari OpenAI diharapkan membawa kemampuan penalaran yang lebih canggih. Model baru ini akan lebih handal dalam memproses berbagai jenis input dan menghasilkan respons yang lebih akurat.
OpenAI berencana menyatukan berbagai kemampuan AI ke dalam satu sistem cerdas terpadu bernama GPT-5. Tujuannya menciptakan AI yang lebih intuitif dan serbaguna.