Candi Brahu adalah salah satu bangunan suci bercorak Buddha yang terletak di Situs Arkeologi Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Meskipun berada di kawasan ibu kota Majapahit, candi ini diperkirakan berusia lebih tua, yakni dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno (Medang) di era Mpu Sindok.
Candi ini terkenal karena arsitekturnya yang megah dari bata merah dan mitosnya sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit.
1. Asal Usul Nama dan Bukti Prasasti
Nama “Brahu” diyakini berasal dari kata “Wanaru” atau “Warahu”. Nama ini tercatat dalam Prasasti Alasantan yang ditemukan tak jauh dari candi.
- Tahun Pembuatan: Prasasti Alasantan berangka tahun 939 Masehi.
- Konteks Sejarah: Hal ini mengindikasikan bahwa Candi Brahu sudah ada sejak masa pemerintahan Mpu Sindok (Raja Mataram Kuno), jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri pada abad ke-13. Namun, candi ini tetap dirawat dan digunakan hingga masa keemasan Majapahit.
- Penemuan Kembali: Candi ini dilaporkan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1815 saat ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
2. Arsitektur dan Ciri Khas Bangunan
Berbeda dengan candi di Jawa Tengah yang menggunakan batu andesit, Candi Brahu dibangun menggunakan bata merah, ciri khas bangunan masa Majapahit.
- Dimensi: Panjang 22,5 meter, lebar 18 meter, dan tinggi sekitar 20 meter.
- Gaya: Bercorak Buddha, ditandai dengan bentuk atap yang membulat menyerupai Stupa.
- Desain: Candi ini minim relief atau ukiran rumit, menonjolkan keindahan susunan bata merah yang geometris dan kokoh.
3. Fungsi Candi: Mitos vs Fakta
Sering beredar anggapan bahwa Candi Brahu berfungsi sebagai krematorium kerajaan.
- Mitos: Masyarakat setempat percaya candi ini adalah tempat pembakaran jenazah (kremasi) raja-raja Majapahit, seperti Raja Brawijaya I hingga IV.
- Fakta Arkeologis: Dalam pemugaran, peneliti tidak menemukan sisa-sisa abu atau bekas pembakaran tulang manusia. Oleh karena itu, fungsi utamanya disimpulkan sebagai tempat peribadatan suci agama Buddha.
4. Pemugaran dan Pelestarian
Pemerintah melakukan pemugaran besar-besaran terhadap Candi Brahu pada periode 1990 hingga 1995. Pemugaran ini bertujuan untuk memperkuat struktur bata yang mulai rapuh dimakan usia. Saat ini, pengunjung dilarang menaiki tubuh candi demi menjaga kelestarian struktur bangunan.
Tabel Data Teknis Candi Brahu
Berikut adalah ringkasan fakta Candi Brahu untuk referensi cepat:
| Aspek | Keterangan |
| Lokasi | Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto |
| Prasasti Terkait | Prasasti Alasantan (939 M) |
| Bahan Bangunan | Bata Merah |
| Corak Agama | Buddha |
| Penemu Modern | Sir Thomas Stamford Raffles (1815) |
| Fungsi Utama | Tempat Peribadatan (Vihara/Bangunan Suci) |
Sumber : Wikipedia dan Web Kab Mojokerto